Posted in Konstruksi on Juli 15, 2010 by xdesignmw
Rancangan gedung dengan konsep struktur simetri
Semoga bermanfaat..!
Dalam merancang bangunan tahan gempa ada tiga hal penting yang harus dilakukan :
- Tersusun dengan baik
- Dirancang dengan baik
- Dibangun dengan baik
Ketiga unsur diatas amatlah penting. Jika susunan gedung tidak tepat maka beban terhadap struktur akan meningkat. Hal ini akan menumbulkan kelemahan kualitas struktur bangunan.
Rancangan gedung dengan konsep struktur simetri
- Elemen-elemen penahan beban seismis sebaiknya disusun secara simetris.
- Pentingnya susunan yang simetris berbanding lurus dengan tingginya gedung.
- Elemen yang penting untuk menahan beban seismis ( contoh: tembok, kerangka struktur beton / baja ) sebaiknya disebar secara simetris dan teratur menghadap ke dua arah dasar gedung.
- Tembok dan kerangka sebaiknya dipasang di batas pinggir bangunan. Jika semua elemen tersebut dipusatkan pada satu lokasi, maka elemen-elemen tersebut akan mengakibatkan puntiran pada bangunan; dan puntiran ini bisa mengakibatkan runtuhnya gedung.
- Konsep rancangan simetri sebaiknya diupayakan pada kedua arah orthogonal. Ketika membangun gedung berbentuk “L”, “H” atau “U”, rancangan denah gedung sebaiknya dibuat dengan rasio panjang-lebar kurang dari 1 banding 3. Jika ini tak memungkinkan karena adanya tuntutan design arsitektur, maka sebaiknya sayap gedung dijadikan bangunan terpisah secara struktural ( melakukan dilatasi = pemisahan bangunan secara struktural )
- Asimetri vertical juga sangat penting untuk dihindari jika membangun gedung lebih tinggi dari satu lantai. Elemen penahan beban lateral utama harus tersusun secara konsisten dari bawah sampai atas gedung. Hindarilah perubahan berat jenis diantara lantai ( perbedaannya sebaiknya dibawah 50% ), dan juga hindarilah perubahan kekakuan lateral.
Pemisahan bangunan ini hanya terjadi pada bagian struktur bangunan,
sehingga saat terjadi gempa distribusi tekanan tidak akan mempengaruhi
bagian bangunan lainnya
Contoh terjadinya kerusakan akibat gempa pada bagian pertemuan bangunan
bila design dilakukan tanpa pemisahan struktur / dilatasi
Pertimbangan Lain dalam Merancang Bangunan
Daya tahan terhadap gempa bukanlah satu-satunya hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang perancang bangunan. Hal-hal dibawah ini juga harus dipertimbangkan.
Daya tahan terhadap gempa bukanlah satu-satunya hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang perancang bangunan. Hal-hal dibawah ini juga harus dipertimbangkan.
- Defleksi, termasuk defleksi yang diakibatkan pergantian suhu dan gerakan gerakan lain.
- Daya tahan terhadap api; perlindungan terhadap petir.
- Daya Tahan terhadap cuaca; pengendalian tingakt air permukaan.
- Daya tahan (termasuk terhadap serangan serangga) / stabilitas bahan bangunan
- Proses pembangunan dan kecepatan pembangunan.
- Daya tahan bangunan terhadap waktu.
- Rancangan khusus untuk daerah tropis.
- Insulasi buat mengendalikan suhu; ventilasi, dan efisiensi energi.
- Cahaya alami
- system saluran pipa.
- Keamanan, keleluasaan pribadi penghuni, insulasi akustik seiring dengan budaya, agama, dan tradisi local.
- Estetika
- Adanya bahan baku yang memadai.
- Adanya tenaga buruh.
Semoga bermanfaat..!
Mengenal profil kusen aluminum dan rangka daun pintu jendela aluminium
Posted in Konstruksi on Juli 14, 2010 by xdesignmw
Dalam
bidang konstruksi bangunan dewasa ini aluminium telah banyak digunakan
sebagai bahan konstruksi khususnya untuk bangunan gedung.
Bahan konstruksi bangunan gedung dari aluminium tersebut antara lain :
- berbentuk batangan dengan berbagai macam profil penampang. Setiap batangnya tersedia dengan panjang 6 meter, bentuk dan ukuran profil sangat bervariasi secuai dengan kegunaannya dalam konstruksi antara lain ; profil-profil batang untuk kusen, profil-profil batang untuk rangka daun pintu, untuk konstruksi kusen dan daun jendela, untuk tiang / rangka dinding partisi (penyekat ruang), untuk Rolling door, untuk Folding gate, dan sebagainya.
- berbentuk pita / pelat tipis dengan lebar tertentu ( missal ± 30 mm ) tersedia dalam bentuk gulungan ( rol ), biasanya untuk bahan awning dan krei.
- juga bentuk-bentuk profil khusus seperti Handle daun pintu dan profil profil khusus lainnya.
Berikut
ini contoh-contoh bentuk profil penampang batang aluminium secara umum
untuk berbagai jenis konstruksi ( khusus untuk kusen dan rangka daun
pintu jendela )
Terima kasih…
Semoga bermanfaat…!
Sumber :
Modul
keahlian teknik bangunan SMK Departemen Pendidikan Nasional th. 2002
dengan judul “Membuat Sambungan Batang Aluminium Dengan Paku Keling
Rivet dan Baut Sekerup”
Metode uji beban loading test untuk test struktur beton
Posted in Konstruksi on Juli 7, 2010 by xdesignmw
Uji
pembebanan (load test) adalah merupakan suatu metode pengujian yang
bersifat setengah merusak atau merusak secara keseluruhan komponen
komponen bangunan yang diuji. Pengujian yang dimaksud dapat dilakukan
dengan beberapa metode salah satu diantaranya adalah metode uji beban
(Load Test).
Uji pembebanan biasanya perlu dilakukan untuk kondisi-kondisi seperti berikut ini:Tujuan load test pada dasarnya adalah untuk membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu struktur atau bagian struktur sudah memenuhi persyaratan peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin keselamatan umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan pada bagian-bagian struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil pengamatan.
- Perhitungan analistis tidak memungkinkan dilakukan karena keterbatasan informasi detail dan geometri struktur.
- Kinerja struktur yang sudah menurun karena adanya penurunan kwalitas bahan, akibat serangan zat kimia, ataupun karena adanya kerusakan fisik yang dialami bagian-bagian struktur,akibat kebakaran, gempa, pembebanan yang berlebihan dan lain-lain.
- Tingkat keamanan struktur yang rendah akibat jeleknya kwalitas pelaksanaan ataupun akibat adanya kesalahan pada perencanaan yang sebelumnya tidak terdeteksi.
- Struktur direncanakan dengan metode-metode yang non-stardard, sehingga menimbulkan kekhawatiran mengenai tingkat keamanan struktur tersebut.
- Perubahan fungsi struktur, sehingga menimbulkan pembebanan tambahan yang belum diperhitungkan dalam perencanaan.
- Perlukannya pembuktian mengenai kinerja suatu struktur yang baru saja di renovasi karena ada perubahan fungsi bangunan.
Uji pembebanan dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu :
- Pengujian ditempat ( in.situ ) yang biasanya bersifat non-destructive.
- Pengujian bagian-bagian struktur yang diambil dari struktur utamanya. Pengujian biasanya dilakukan dilaboratorium dan sifat merusak.
Pemilihan jenis uji pembebanan ini
tergantung pada situasi dan kondisi tetapi biasanya cara kedua dipilih
jika cara pertama tidak praktis (tidak mungkin) untuk dilaksanakan.
Selain itu pemilihan jenis pengujian bergantung pada tujuan diadakannya
load test.
Kalau tujuannya hanya ingin mengetahui
tingkat layanan struktur, maka pilihan pertama tentunya yang paling
baik. Tetapi ingin mengetahu kekuatan batas dari suatu bagian struktur,
yang nantinya akan digunakan sebagai kalibrasi untuk bagian-bagian
struktur lainnya yang mempunyai kondisi yang sama, maka cara kedualah
yang pilih.
1. Pengujian Pembebanan di tempat (In-Situ Load test)
Tujuan utama dari
pembebanan adalah untuk mengetahui apakah bagian struktur pada saat
diberi beban kerja (working load) memenuhi persyaratan banguan yang ada
yang pada dasarnya dibuat agar keamanan masyarakat umum terjamin.
Perilaku struktur tersebut dinilai berdasarkan pengukuran lendutan yang
terjadi. Selain itu penampakan struktur pada saat retak-retak yang
terjadi selama pengujian masih dalam batas-batas yang wajar
Bagian struktur yang akan
memikul bagian struktur yang akan diuji dan beban ujinya juga harus
dipertimbangkan/dilihat apakah kondisinya baik dan kuat Selain itu
“scaffolding” juga harus dipersiapkan untuk mengantisipasi beban-beban
yang timbul jika terjadi keruntuhan bagian struktur yang diuji.
Beban pengujian harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga bagian struktur yang dimaksud
benar-benar mendapatkan beban yang sesuai dengan yang direncanakan. Hal
ini kadang kala sulit direncanakan, terutama untuk pengujian struktur
lantai. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan antara bagian struktur
yang diuji dengan bagian struktur lain yang ada disekitarnya. Sehingga
Timbul apa yang disebut pengaruh pembagian pembebanan (“Load sharing
effect”). Pengaruh ini juga bisa ditimbulkan oleh elemen-elemen
nonstruktual yang menempel pada lagian struktur yang akan diuji, sebagai
contoh “ceiling board”, Elemen non struktural ini dapat berfungsi
mendistribusikan beban pada komponen-komponen struktur dibawahnya yang
sebenarnya tidak saling berhubungan.
Untuk
menghindari terjadinya distribusi beban yang akan diinginkan maka bagian
struktur yang akan diuji sebaiknya diisolasikan dari bagian struktur
yang ada disekitarnya
2. Pengujian bagian-bagian struktur
yang diambil dari struktur utamanya. Pengujian biasanya dilakukan
dilaboratorium dan sifat merusak.
Uji
merusak biasanya ditempuh jika pengujian ditempat (in-situ) tidak
mungkin dilakukan atau jika tujuan utama pengujian adalah mengetahui
kapasitas suatu bagian struktur yang nantinya akan dijadikan sebagai
acuan dalam menilai bagian-bagian struktur lainnya yang identik dengan
bagian yang diuji. Pengujian jenis ini biasanya memakan waktu dan biaya
yang besar, terutama untuk pemindahan dan penggantian bagian struktur
yang akan diuji dilaboratorium. Namun, walaupun begitu hasil yang bisa
diharapkan dari pengujian jenis ini tergolong sangat akurat dan
informatif.
Alasan untuk melakukan pengujian beton struktur
Posted in Konstruksi on Juni 11, 2010 by xdesignmw
Dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi bangunan ada kemungkinan terjadinya
kegagalan akibat kerusakan – kerusakan yang terjadi pada struktur atau
sebagian struktur pada waktu tahap pelaksanaannya maupun setelah selesai
dikerjakan.
Kejadian
ini antara lain disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang sebelumnya
tidak diperhitungkan misalnya kesalahan dalam perencanaan dan atau
pelaksanaan serta adanya beban tambahan akibat perubahan fungsi dari
bangunan.
Untuk
itulah diperlukan adanya test uji terhadap struktur beton yang
terindikasi mengalami kerusakan, macam test uji ini ada 2 macam :
- Metode Hammer test
- Metode Uji pembebanan ( loading test )
Uji kekuatan test struktur beton bisa dilakukan bila terjadi hal hal sebagai berikut :
Kesalahan Perencanaan dan atau kesalahan Pelaksanaan :
- Hasil pengamatan lapangan dimana terlihat adanya retak-retak atau penurunan struktur yang berlebihan.
- Jenis dan sifat material yang diuji selama pelaksanaan pembangunan, yang menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan.
- Hasil Perhitungan (dengan pembebanan yang riil) yang menunjukkan adanya penurunan kapasitas kekuatan struktur atau sebagian struktur
Penurunan kinerja struktur yang diakibatkan oleh :
- Adanya kerusakan struktur karena usianya yang sudah tua, atau karena serangan zat-zat kimiawi tertentu yang merusak (seperti sejenis senyawa asam).
- Adanya kerusakan pada struktur atau bagian struktur karena bencana alam atau musibah
- Pembebanan tambahan lebih dari yang direncanakan akibat adanya perubahan fungsi bangunan.
- Adanya pengembangan bangunan baru yang terkait langsung dengan bangunan yang lama.
semoga bermanfaat..!
Terima kasih..
Terima kasih..
Test struktur beton dengan metode Hammer Test
Posted in Konstruksi on Juni 11, 2010 by xdesignmw
Hammer
test yaitu suatu alat pemeriksaan mutu beton tanpa merusak beton,
metode ini akan diperoleh cukup banyak data dalam waktu yang relatif
singkat dengan biaya yang murah.
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energi yang besarnya tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa tersebut pada saat terjadi tumbukan dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan juga setelah dikalibrasi, dapat memberikan pengujian ini adalah jenis “Hammer”.
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui keseragaman material beton pada struktur.
Alat
ini sangat peka terhadap variasi yang ada pada permukaan beton,
misalnya keberadaan partikel batu pada bagian-bagian tertentu dekat
permukaan. Oleh karena itu, diperlukan pengambilan beberapa kali
pengukuran disekitar setiap lokasi pengukuran, yang hasilnya kemudian
dirata-ratakan.
Secara umum alat ini bisa digunakan untuk:
- Memeriksa keseragaman kwalitas beton pada struktur.
- Mendapatkan perkiraan kuat tekan beton.
Kelebihan metode hammer test :
- Murah Pengukuran bisa dilakukan dengan cepat
- Praktis (mudah digunakan).Tidak merusak
Kekurangan metode hammer test :
- Hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat sifat dan jenis agregat kasar, derajad karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama.
- Sulit mengkalibrasi hasil pengujian. Tingkat keandalannya rendah.
- Hanya memberikan imformasi mengenai karakteristik beton pada permukaan
Pelaksanaan Pengujian :
- Menyusun rencana jadwal pengujian, mempersiapkan peralatan yang diperlukan.
- Mencari data tentang letak detail konstruksi, tata ruang dan mutu bahan konstruksi selama pelaksanaan bangunan berlangsung.
- Menentukan titik test.
- Titik test untuk kolom diambil sebanyak 5 (lima) titik, masing-masing titik test terdiri dari 8 (delapan) titik tembak
- balok diambil sebanyak 3 (tiga) titik test masing-masing titik terdiri dari 5 (lima) titik tembak
- pelat lantai diambil sebanyak 5 (lima) titik test masing-masing terdiri dari 5 (lima) titik tembak.
- letakkan ujung plunger yang terdapat pada ujung alat hammer test pada titik yang akan ditembak dengan memegang hammer dengan arah tegak lurus atau miring bidang permukaan beton yang akan ditest.
- Plunger ditekan secara perlahan – lahan pada titik tembak dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat hammer. Pada saat ujung plunger akan lenyap masuk kesarangnya akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap beton, dan tekan tombol yang terdapat dekat pangkal hammer.
- Lakukan pengetesan terhadap masing-masing titik tembak yang telah ditetapkan semula dengan cara yang sama.
- Tarik garis vertikal dari nilai pantul yang dibaca pada grafik 1 yaitu hubungan antara nilai pantul dengan kekuatan tekan beton yang terdapat pada alat hammer sehingga memotong kurva yang sesuai dengan sudut tembak hammer.
- Besar kekuatan tekan beton yang ditest dapat dibaca pada sumbu vertikal yaitu hasil perpotongan garis horizontal dengan sumbu vertikal.
Semoga bermanfaat…!
terima kasih…
Mengenal mutu beton dan beton bertulang serta penggunaannya
Posted in Konstruksi on Mei 30, 2010 by xdesignmw
Mutu Beton dan beton bertulang serta penggunaannya
Mutu tinggi
____________________________________________
fc’35 – fc’65 MPa setara K400 – K800 kg/cm2
Umumnya
digunakan untuk beton prategang seperti tiang pancang beton prategang,
gelagar beton prategang, pelat beton prategang dan sejenisnya.
Mutu sedang
____________________________________________
fc’20 – fc’35 MPa setara K250 – K400 ( kg/cm2 )
Umumnya
digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai jembatan, gelagar
beton bertulang, diafragma, kerb beton pracetak, gorong-gorong beton
bertulang, bangunan bawah jembatan.
Mutu rendah
____________________________________________
fc’15 – fc’20 MPa setara K175 – K250 kg/cm2
fc’15 – fc’20 MPa setara K175 – K250 kg/cm2
Umumya
digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti beton siklop,
trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.
Mutu rendah
____________________________________________
Standart Pemasangan Pondasi batu kali tahan gempa
Posted in Konstruksi on Mei 25, 2010 by xdesignmw
Pemasangan
pondasi rumah memang tampaknya sederhana, tapi dalam beberapa hal ada
persyaratan teknis yang harus dipenuhi agar kekuatan struktur pondasi
yang dimaksud sesuai dengan persyaratan Standart Nasional Indonesia.
Standart teknis Pekerjaan Batu kali ( untuk rumah sederhana )
Pondasi harus ditempatkan pada tanah keras, design pondasi disarankan simetris
Harus dihindarkan penempatan pondasi pada sebagian tanah keras dan sebagian tanah lunak.
Kemungkinan retak,
Kemungkinan retak,
Sangat disarankan menggunakan pondasi menerus, mengikuti panjang denah bangunan
Pondasi dibuat menerus pada kedalaman yang sama, pondasi bertangga tidak diperkenankan.
Semoga Bermanfaat..!
Pekerjaan Pengecoran beton dan beton bertulang
Posted in Konstruksi on Mei 15, 2010 by xdesignmw
Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku (SNI03 – 2847 Tahun 2002)
dengan jenis beton yang akan dilaksanakan sesuai dengan Rencana Anggaran
dan Biaya (RAB).
Persyaratan uji :
Persyaratan uji :
- Trial Test dan Mix Design, Merupakan uji awal sebelum pengecoran dilaksanakan, untuk mengetahui takaran sesuai dengan mutu beton yang disyaratkan dan dipakai sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pelaksanaan beton struktur.
- Actual Random Test, Merupakan uji acak selama pelaksanaan pengecoran berlangsung untuk mengetahui mutu beton pada bagian struktur tertentu.
- Slump Cone Test, Merupakan uji acak untuk mengetahui mutu adukan beton dalam hal ini jumlah volume airnya, untuk menjaga konsistensi perbandingan air, semen sehingga didapat mutu beton seperti yang disyaratkan.
- Tes Tekan Beton, Pada saat pelaksanaan pengecoran pondasi, balok, plat dan kolom harus dibuatkan silinder dengan ukuran dan jumlah disesuaikan dengan ketentuan yang dimuat dalam (SNI03 – 2847 Tahun 2002), dan dilakukan pengetesan di Laboratorium konstruksi beton.
Adukan beton dengan perbandingan 1 pc :
3 ps : 5 kr digunakan untuk beton tidak bertulang seperti : rabat beton
dan lantai kerja, sedangkan adukan beton dengan campuran 1 pc : 2 ps : 3
kr dipakai untuk kolom praktis, balok latai, ring balk atau beton yang
bukan struktur.
Bahan untuk adukan beton :
Semen :
Semen :
- Untuk pekerjaan konstruksi beton bertulang harus memakai semen sesuai standart SNI.
- Dalam pelaksanaan pekerjaan diharuskan memakai semen satu produk/merk.
- Semen yang didatangkan harus baik dan baru serta di dalam kantong-kantong semen yang masih utuh.
- Untuk penyimpanan diletakkan min. 20 cm diatas tanah. Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari lapangan/lokasi.
- Pasir beton harus tajam, keras, bersih dari kotoran-kotoran dan bahan kimia, bahan organik dan susunan diameter butirnya memenuhi persyaratan-persyaratan (SNI03 – 2847 Tahun 2002) jumlah butiran lumpur lembut harus kurang dari 5% keseluruhannya.
- Ukuran maksimum dari batu pecah/split adalah 2 cm dengan bentuk lebih kurang seperti kubus dan mempunyai “bidang pecah” minimum 3 muka dan split harus bersih, keras dan bebas dari kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi mutu beton dan memenuhi persyaratan (SNI03 – 2847 Tahun 2002).
- Susunan ukuran koral/pembagian butir harus termasuk susunan batu agregat campuran di daerah baik menurut (SNI03 – 2847 Tahun 2002).
- Untuk adukan, air yang dipergunakan harus bebas dari asam, garam, bahan alkali dan bahan organik yang dapat mengurangi mutu beton.
- Pembengkokkan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut gambar / rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan diameter masing-masing.
- Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti.
- Papan bekisting dari papan meranti tebal 2 cm / multiplek tebal ± 9 mm dan pemakaiannya maksimum 2 (dua) kali. Sebelum pengecoran bidang multiplek dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada papan / multiplek, perancah bekesting dipergunakan kayu meranti ukuran minimum 5/7 cm atau rangka baja/schafolding.
- Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan penghentian pengecoran, kecuali bila sudah diperhitungkan pada tempat-tempat yang aman.
- Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata harus memakai mesin Pengaduk beton / Concrete mixer pengaduk (untuk pembuatan beton praktis campuran 1 pc : 2 ps : 3 kr) dan memakai Ready Mix (untuk pembuatan beton struktur dengan mutu beton fc’ 22 Mpa).
- Segera setelah beton dituangkan kedalam bekesting, adukan harus dipadatkan dengan concrete vibrator
- Selama waktu pengerasan, beton harus dihindarkan dari pengeringan yang terlalu cepat dan melindunginya dengan menggenangi air diatas permukaan terus menerus selama paling tidak 10 (sepuluh) hari setelah pengecoran plat lantai, sedangkan untuk kolom struktur harus dilindungi dengan membungkus dengan karung goni yang dibasahi.
- Pembongkaran bekesting tidak boleh dilakukan sebelum waktu pengerasan dipenuhi dan pembongkarannya dilakukan dengan hati-hati dan tidak merusak beton yang sudah mengeras
- Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak diatas tanah, maka sebelumnya harus dibuat lantai kerja yang rata dengan campuran 1 pc : 3 ps : 6 kr dengan ketebalan minimum 5 cm.
- Untuk mendapatkan bentuk penampang, ukuran dari beton seperti yang ditentukan dalam gambar konstruksi, bekesting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh.
- Bekesting untuk pekerjaan beton, yaitu kolom, lantai, balok dll. dibuat dari papan/ multiplek t = 9 mm yang berkwalitas baik dan tidak pecah-pecah.
- Konstruksi dari bekesting seperti sokongan-sokongan perancah dan lain-lain yang memerlukan perhitungan
- Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
- Bambu disarankan tidak digunakan sebagai tiang cetakan, disamping kekuatan dan kekakuan dari cetakan juga stabilitas perlu diperhitungkan dengan baik, terutama terhadap berat beton sendiri serta bahan-bahan lainnya yang timbul selama pengecoran, seperti akibat vibrator dan berat para pekerja.
- Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam dari bekesting harus bersih dan kering dari air limbah, minyak dan kotoran lainnya.
- Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana pemotongan, pembengkokan, sambungan, penghentian dll. Untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan menurut SNI03 – 2847 Tahun 2002.
- Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak yang ditentukan dalam gambar.
- Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana, dan harus dijaga jarak antara tulangan dengan tulangan, jarak antara tulangan dengan bekesting untuk mendapatkan tebal selimut beton / beton decking yang cukup.
- mempergunakan penyekat / spacer, dudukan / chairs dari blok beton atau baja.
- Bila dipakai blok beton, maka mutu beton harus sesuai dengan beton yang bersangkutan atau dengan campuran 1 Pc : 2 Ps dan dipasang sudah dalam kondisi kering, semua tulangan harus diikat dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada waktu pengecoran.
- Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diperiksa terlebih dahulu untuk memastikan ketelitian penempatannya, kebersihan dan untuk mendapatkan perbaikan bila perlu.
- Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti
- Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan terhadap bidang horizontalnya adalah ± 2.5 mm.
semoga bermanfaat..!
Konstruksi kuda kuda kayu untuk rumah tinggal sederhana
Posted in Konstruksi on April 20, 2010 by xdesignmwPersyaratan bahan
- Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus dan tidak retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad kelembaban kurang dari 15% dan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5.
- Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak pecah-pecah.
- Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank
- Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
- Kaki kuda-kuda – ukuran 8/12 cm
- Pengerat – ukuran 8/12 cm
- Ander – ukuran 8/12 cm
- Skoor – ukuran 8/12 cm
- Nok – ukuran 8/12 cm
- Pengapit – ukuran 2 x 6/12 cm
- Gording – ukuran 8/12 cm
- Konsol – ukuran 8/12 cm
- Usuk – ukuran 5/7 cm
- Reng – ukuran 3/4 cm / 2/3 cm tergantung jenis genteng yang dipakai
- listplank kayu – ukuran 3/30 cm / 2/20 cm
- Semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan sedikit penghalusan.
- Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
- Permukaan kayu yang tampak (papan lisplank, skoor) harus diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi atas agar diperhatikan adanya pen/joint yang berfungsi pengunci.
- Pekerjaan kayu harus rata, melentur, bengkok
Terimakasih.. !
Konstruksi tahan gempa untuk rumah tinggal sederhana
Posted in Konstruksi on April 20, 2010 by xdesignmw
klik untuk memperbesar
Potongan Melintang
Membangun rumah pada era dewasa ini
memerlukan ketelitian dan kecermatan terutama mengenai kekuatan struktur
dari bangunan karena dengan adanya kejadian gempa beberapa waktu yang
lalu bisa kita simpulkan bahwa banyaknya rumah/bangunan yang runtuh
sebagian besar karena bangunan yang ada kurang memperhatikan mengenai
persyaratan konstruksi beton bertulang yang merupakan bagian penting
dari proses pembangunan.
Bagian yang pertama adalah mengenai Pondasi bangunan ( lihat posting Standart Pondasi Batu kali untuk rumah tinggal )
Pada prinsipnya konstruksi untuk pondasi tergantung pada kondisi tanah di lokasi yang ada.
Pada umumnya pada kondisi tanah yang
baik untuk rumah tinggal 1 lantai cukup menggunakan pondasi batu kali,
untuk beberapa kasus dimana kondisi tanah lunak bisa menggunakan pondasi
telapak ( akan kita bahas pada kesempatan yang lain )
DETAIL KONSTRUKSI BETON BERTULANG
jenis penulangan standart – 1
klik untuk memperbesar
Detail penulangan standart – 2
BETON SLOOF ( SL )
Ukuran 15 cm x 20 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 6 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan beton sloof ini tepat diatas pondasi batu kali dengan penambahan tulangan ankur besi diameter min 8 mm per – 1 m ( lihat gambar – 2 ). ( panjang ankur 40 – 50 cm ) BETON KOLOM ( KP )
Ukuran 15 cm x 15 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 4 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan beton kolom dipasang pada tiap pojok pertemuan antar dinding dan atau sepanjang dinding dengan jarak maksimal 4 m harus ada kolom.
Pada bagian yang terkena tembok harus dipasang ankur berupa besi minimal diameter 8 mm dengan jarak per – 10 buah bata dengan posisi seperti pada gambar – 1 ( panjang ankur 40 – 50 cm )
BETON BALOK LATAI ( BL )
Ukuran 15 cm x 20 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 6 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan beton balok latai dipasang tepat diatas kusen dengan tujuan untuk pengaku dan menjaga agar kusen tidak menerima beban dari dinding.
Ujung balok latai harus dipertemukan dan menyatu dengan kolom terdekat, tidak boleh berdiri sendiri tanpa ada pengikat berupa kolom.
BETON RINGBALK ( RB )
Ukuran 15 cm x 15 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 4 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan ringbalk dipasang pada sepanjang bagian atas dinding keliling.
BETON RING GEWEL ( RG )
Ukuran 15 cm x 15 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 4 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan ring gewel dipasang pada sepanjang bagian atas dinding khusus untuk bentuk atap PELANA atau pada bagian dimana fungsi kuda – kuda kayu diganti dengan dinding bata atau biasa di sebut gewel.
BETON BALOK KONSOL ( BK )
Ukuran 15 cm x 20 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 6 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan balok konsol hanya dipasang bila diperlukan dimana jarak antara dinding dengan ujung genteng lebih dari 1 m, maka diperlukan perkuatan dengan konsol beton yang dipasang maksimal per – 3.5 m atau pada setiap perletakan kuda kuda dan atau gewel.
Inilah sedikit mengenai konstruksi beton tahan gempa untuk rumah tinggal sederhana
semoga bermanfaat
Ukuran 15 cm x 20 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 6 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan beton sloof ini tepat diatas pondasi batu kali dengan penambahan tulangan ankur besi diameter min 8 mm per – 1 m ( lihat gambar – 2 ). ( panjang ankur 40 – 50 cm ) BETON KOLOM ( KP )
Ukuran 15 cm x 15 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 4 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan beton kolom dipasang pada tiap pojok pertemuan antar dinding dan atau sepanjang dinding dengan jarak maksimal 4 m harus ada kolom.
Pada bagian yang terkena tembok harus dipasang ankur berupa besi minimal diameter 8 mm dengan jarak per – 10 buah bata dengan posisi seperti pada gambar – 1 ( panjang ankur 40 – 50 cm )
BETON BALOK LATAI ( BL )
Ukuran 15 cm x 20 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 6 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan beton balok latai dipasang tepat diatas kusen dengan tujuan untuk pengaku dan menjaga agar kusen tidak menerima beban dari dinding.
Ujung balok latai harus dipertemukan dan menyatu dengan kolom terdekat, tidak boleh berdiri sendiri tanpa ada pengikat berupa kolom.
BETON RINGBALK ( RB )
Ukuran 15 cm x 15 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 4 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan ringbalk dipasang pada sepanjang bagian atas dinding keliling.
BETON RING GEWEL ( RG )
Ukuran 15 cm x 15 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 4 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan ring gewel dipasang pada sepanjang bagian atas dinding khusus untuk bentuk atap PELANA atau pada bagian dimana fungsi kuda – kuda kayu diganti dengan dinding bata atau biasa di sebut gewel.
BETON BALOK KONSOL ( BK )
Ukuran 15 cm x 20 cm
Pembesian, tulangan utama besi polos 6 bh – diameter 12 mm
Pembesian, tulangan sengkang besi polos diameter 6 mm
Pemasangan sebagaimana digambar – 1, pemasangan balok konsol hanya dipasang bila diperlukan dimana jarak antara dinding dengan ujung genteng lebih dari 1 m, maka diperlukan perkuatan dengan konsol beton yang dipasang maksimal per – 3.5 m atau pada setiap perletakan kuda kuda dan atau gewel.
Inilah sedikit mengenai konstruksi beton tahan gempa untuk rumah tinggal sederhana
semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
FORMULIR PEMESANAN
Nama :
No. tlp/wa :
Alamat :
Pemesanan :
Lama Waktu yang di butuhkan :